KAJIAN PEMAKAIAN PARAGRAF
Disusun Oleh :
Helmi Julian Rakasiwi
13112374
JURUSAN/PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014
PENGANTAR
Puji syukur kita
panjatkan kehadirat Allah S.W.T, atas segala kemampuan rahmat dan hidayah-nya
sehingga penulis dapat menyelasaikan Tugas Makalah yang berjudul
“ PARAGRAF “ pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Kehidupan yang layak
dan sejahtera merupakan hal yang sangat wajar dan diinginkan oleh setiap
masyarakat, mereka selalu berusaha mencarinya dan tak jarang menggunakan cara –
cara yang tidak semestinya dan bisa berakibat buruk. Dengan mengucap puji
syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya, serta tak lupa
sholawat dan salam kepada junjungan Nabi besar Muhammad Swt atas petunjuk
dan risalahNya, yang telah membawa zaman kegelaapan ke zaman terang benderang,
dan atas doa restu dan dorongan dari berbagai pihak-pihak yang telah membantu
saya memberikan referensi dalam pembuatan makalah ini. Terutama kepada search
engine google yang ikut berperan besar dalam pembuatan makalah ini.
Saya dapat menyadari
bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, oleh karena itu
saya sangat menghargai akan saran dan kritik untuk membangun makalah ini lebih
baik lagi. Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga melalui makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua.
i
DAFTAR ISI
Kata pengantar…………………………………………………………………………......i
Daftar Isi……………………………………………………………………...……….…...ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang……………………………………………..………....…....................1
BAB II
PARAGRAF
2.1 Struktur Paragraf
…………………………………………..………………………....2
BAB III SYARAT-SYARAT
PEMBENTUKAN PARAGRAF
3.1 Syarat-Syarat
Paragraf……………………………………..…………………………4
3.2 Macam-Macam
Paragraf……………………………………...……………………....6
3.2.1 Macam-macam
paragraph berdasarkan tujuannya..…………………………...….7
3.2.2 Macam-macam
paragraph berdasarkan letak
kalimat utama………………….....8
3.2.3 Macam-macam
paragraph berdasarkan isi……………………..…………………9
3.3 Unsur-Unsur Paragraf……………………………………………………...……........10
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
……………………..……………………………………..……...............11
3.2
Saran…………………………………………..……………………………………....11
Daftar
Pustaka………………………………………….…………………………………12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG.
Umumnya kesulitan
pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan pikiran menjadi kalimat
dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara paragraf dan kalimat.
Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-mengait dalam
kalimat lain yang membentuk paragraph, paragraf merupaka sanian kecil sebuah
karangan yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis
dalam karangan.
Paragraf atau alinea
adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa
kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraph, yang perlu
diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat
dalam paragraf membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti
seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan
tunggal paragraf.
Dalam kenyataannya
kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri atas satu kalimat, dan
hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini wujud alinea semacam
itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping bentuknya yang kurang ideal
jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu jarang dipakai dalam
tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide yang lebih luas
dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf sebenarnya ssudah
memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal yang sederhana boeh saja
hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan menyusun paragraf,
tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.
1
BAB II
PARAGRAF
2.2 STRUKTUR PARAGRAF
Paragraf terdiri atas
kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat pendukung.
Kalimat topik merupakan kalimat terpenting yang berisi ide pokok alinea.
Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi untuk menjelaskan
atau mendukung ide utama. Untuk mendapatkan paragraf yang baik perlu
diperhatikan hal-hal berikut :
1. Posisi
Paragraf
Sebuah karangan
dibangun oleh beberapa bab. Bab-bab suatu karangan yang mengandung kebulatan
ide dibangun oleh beberapa anak bab. Anak bab dibangun oleh beberapa paragraf.
Jadi, kedudukan paragraf dalam karangan adalah sebagai unsur pembangun anak
bab, atau secara tidak langsung sebagai pembangun karangan itu sendiri. Dapat
dikatakan bahwa paragraf merupakan satuan terkecil karangan, sebab di bawah
paragraf tidak lagi satuan yang lebih kecil yang mampu mengungkapkan gagasan secura
utuh dan lengkap.
2. Batasan
Paragraf
Pengertian paragraf ini
ada beberapa pendapat, antara lain :
a)
Kamus Besar
Bahasa Indonesia : paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan (biasanya
mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis baru)
b)
The Jiang Gie
dan A. Didyamartaya : paragraf ialah satuan pembagian lebih kecil di bawah
sesuatu bab dalam buku. Paragraf biasanya diberi angka Arab.
3. Kegunaan
Paragraf
Paragraf bukan
berkaitan dengan segi keindahan karangan itu, tetapi pembagian per paragraf ini
memiliki beberapa kegunaan, sebagai berikut:
a)
Sebagai
penampung fragmen ide pokok atau gagasan pokok keseluruhan paragraph
b)
Alat untuk
memudahkan pernbaca memahami jalan pikiran penulisnya
c)
Penanda bahwa
pikiran baru dimulai,
d)
Alat bagi
pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran secara sistematis
e)
Dalam rangka
keseluruhan karangan, paragraf dapat berguna bagi pengantar, transisi, dan
penutup.
4. Unsur-Unsur
Paragraf
Ialah beberapa unsur
yang pembangun paragraf, sehingga paragraf tersebut tersusun secara logis dan
sistematis. Unsur-unsur paragraf itu ada empat macam, yaitu :
(1) transisi,
(2) kalimat topik,
(3) kalimat
pengem-bang, dan
(4) kalimat penegas.
Keempat unsur ini
tampil secara bersama-sama atau sebagian, oleh karena itu, suatu paragraf atau
topik paragraf mengandung dua unsur wajib (katimat topik dan kalimat
pengembang), tiga unsur, dan mungkin empat unsur.
5. Struktur
Paragraf
Mendapatkan banyaknya
unsur dan urutan unsur yang pembangun paragraf, struktur paragraf dapat
dikelompokkan menjadi delapan kemungkinan, yaitu :
1. Paragraf
terdiri atas transisi kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat penegas.
2. Paragraf
terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, kalimat pengembang, dan
kalimat penegas.
3. Paragraf
terdiri atas kalimat topik, kalimat pengembang, dan kalimat peneges.
4. Paragraf
terdiri atas transisi berupa kata, kalimat topik, dan kalimat pengembang.
5. Paragraf
terdiri atas transisi berupa kalimat, kalimat topik, kalimat pengembang.
6. Paragraf
terdiri atas kalimat topik dan katimat pengembang.
7. Paragraf
terdiri atas kalimat pengembang dan katimat topik.
3
BAB III
SYARAT-SYARAT PEMBENTUKAN PARAGRAF
3.1
SYARAT-SYARAT PARAGRAF
1. Kesatuan
Kesatuan paragraf ialah semua kalimat yang membangun paragraf
secara bersama-sama menyatakan suatu hal atau suatu tema tertenru. Kesatuan di
sini tidak boleh diartikan bahwa paragraf itu memuat satu hal saja.
2. Kepaduan
Kepaduan (koherensi) adalah kekompakan hubungan
antara suatu kalimat dan kalimat yang lain yang membentuk suatu paragraf
kepaduan yang baik tetapi apabila hubungan timbal balik antar kalimat yang
membangun paragraf itu baik, wajar, dan mudah dipahami. Kepaduan sebuah
paragraf dibangun dengan memperhatikan beberapa hal, seperti pengulangan kata
kunci, penggunaan kata ganti, penggunaan transisi, dan
kesejajaran(paralelisme).
3. Kelengkapan
Ialah suatu paragraf yang berisi kalimat-kalimat penjelas
yang cukup untuk menunjang kalimat topik. Paragraf yang hanya ada satu kalimat
topik dikatakan paragraf yang kurang lengkap. Apabila yang dikembangkan itu
hanya diperlukan dengan pengulangan-pengulangan adalah paragraf yang tidak
lengkap.
4. Panjang Paragraf
Panjang paragraf dalam sebagai tulisan tidak sama, bergantung
pada beberapa jauh/dalamnya suatu Bahasa dan tingkat pembaca yang menjadi
sasaran.
Memperhitungkar, 4 hal :
· Penyusunan
kalimat topik,
· Penonjolan
kalimat topik dalam paragraf,
· Pengembangan
detail-detail penjelas yang tepat, dan
· Penggunaan
kata-kata transisi, frase, dan alat-alat lain di dalam paragraf.
4
5. Pola
Sususnan Paragraf
Rangkaian pernyataan
dalam paragraf harus disusun menurut pola yang taat asas, pernyataan yang satu
disusun oleh pernyatanyang lain dengan wajar dan bersetalian secara logis.
Dengan cara itu pembaca diajak oleh penulis untuk memahami paragraf sebagai
satu kesatuan gagasan yang bulat. Pola susunannya bermacam-macam, dan yang
sering diterapkan dalam tulisan ilmiah. antara lain :
(1) pola runtunan
waktu,
(2) pola uraian sebab
akibat,
(3) pola perbandingan
dan pertentangan,
(4) pola analogi,
(5) pola daftar, dan
(6) pola lain.
Ada tiga teknik
pengembangan paragraf :
1. Secara
alami
Pengembangan paragraf
secara alami berdasarkan urutan ruang dan waktu. Urutan ruang merupakan urutan
yang akan membawa pembaca dari satu titik ke titik berikutnya dalam suatu
ruang. Urutan waktu adalah urutan yang menggambarkan urutan tedadinya
peristiwa, perbuatan, atau tindakan.
2. Klimaks
dan Antiklimaks
Pengembangan paragraf
teknik ini berdasarkan posisi tertentu dalam suatu rangkaian berupa posisi yang
tertinggi atau paling menojol. Jika posisi yang tertinggi itu diletakkan pads
bagian akhir disebut klimaks. Sebaliknya, jika penulis mengawali rangkaian
dengan posisi paling menonjol kemudian makin lama makin tidak menonjol disebut
antiklimaks.
3. Umum
Khusus dan Khusus Umum
Dalam bentuk Umum ke
Khuss utama diletakkan di awal paragraf, disebut paragraf deduktif. Dalam
bentuk khusus-umum, gagasan utama diletakkan di akhir paragraf, disebut
paragraf induktif.
5
3.2 MACAM-MACAM PARAGRAF
1. Eksposisi
Berisi uraian atau
penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi.
Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
2. Argumentasi
Bertujuan membuktikan
kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep sebagai alasan/
bukti.
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
3. Deskripsi
Berisi gambaran
mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa
atau mendengar hal tersebut.
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
6
4. Persuasi
Karangan ini bertujuan
mempengaruhi emosi pembaca agar berbuat sesuatu.
Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
5. Narasi
Karangan ini berisi
rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur cerita.
Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.
Contoh:
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.
Jam istirahat. Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.
3.2.1 Macam-macam paragraf berdasarkan
tujuannya
1. Paragraf
pembuka
Paragraf pembuka
biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan pikiran
pembaca kepada masalah yang akan diuraikan.
Contoh paragraf pembuka
:
Pemuli baru saja usai. Sebagian orang, terutama
caleg yang sudah pasti jadi, merasa bersyukur karena pemilu berjalan lancer
seperti yang diharapkan. Namun, tidak demikian yang dirasakan oleh para caleg
yang gagal memperoleh kursi di parlemen. Mereka mengalami stress berat hingga
tidak bias tidur dan tidak mau makan.
7
2. Paragraf
penghubung
Paragraf penghubung berisi inti masalah yang hendak
disampaikan kepada pembaca. Secara fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada
paragraf pembuka. Sifat paragraf-paragraf penghubung bergantung pola dari jenis
karangannya. Dalam karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif,
eksposisis, paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan
yang logis. Bila uraian itu mengandung pertentangan pendapat, maka beberapa
paragraf disiapkan sebagai dasar atau landasan untuk kemudian melangkah kepada
paragraf-paragraf yang menekankan pendapat pengarang.
3. Paragraf
penutup
Paragraf penutup
biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk
eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting.
Contoh paragraf penutup
:
Demikian proposal yang kami buat. Semoga usaha kafe
yang kami dirikan mendapat ridho dari Tuhan YME serta bermanfaat bagi sesame.
Atas segala perhatiannya, kami ucapkan terima kasih.
3.2.2 Macam-macam paragraf berdasarkan letak
kalimat utama
1. Paragraf
deduktif
Paragraf deduktif
ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal paragraf dan dimulai dengan
pernyataan umum yang disusun dengan uraian atau penjelasan khusus.
Contoh paragraf
deduktif :
Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat
sebelumnya, sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta
sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya
untuk membuka usaha baru.
2. Paragraf
induktif
Paragraf induktif
ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di akhir paragraf dan diawali dengan
uraian atau penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum.
Contoh paragraf
induktif :
Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana
pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi
tidak lancer. Informasi tersendat-sendat. Memang bahasa merupakan alat
komunikasi yang penting, efektif dan efisien.
3. Paragraf
campuran
Paragraf campuran
ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal dan akhir paragraph. Kalimat
utama yang terletak diakhir merupakan kalimat yang bersifat penegasan kembali.
Contoh paragraf
campuran :
Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat
dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti
menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun
yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bias maju seperti
sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.
3.2.3 Macam-macam paragraf berdasarkan isi
1. Paragraf
deskripsi
Paragraf deskripsi
ditandai dengan kalimat utama yang tidak tercantum secara nyata dan tema
paragraf tersirat dalam keseluruhan paragraf. Biasanya dipakai untuk melakukan
sesuatu, hal, keadaan, situasi dalam cerita.
Contoh paragraf
deskripsi :
Dari balik tirai hujan sore hari, pohon-pohon kelapa
di seberang lembah itu seperti perawan mandi basah, segar penuh gairah dan daya
hidup. Pelepah-pelepah yang kuyup adalah rambut basah yang tergerai dan jatuh
di belahan punggung. Batang-batang yang ramping dan meliuk-liuk oleh hembusan
angin seperti tubuh semampai yang melenggang tenang dan penuh pesona.
2. Paragraf
proses
Paragraf proses
ditandai dengan tidak terdapatnya kalimat utama dan pikiran utamanya tersirat
dalam kalimat-kalimat penjelas yang memaparkan urutan suatu kejadian atau
proses, meliputi waktu, ruang, klimaks dan antiklimaks.
3. Paragraf
efektif
Paragraf efektif adalah
paragraf yang memenuhi ciri paragraf yang baik. Paragrafnya terdiri atas satu
pikiran utama dan lebuh dari satu pikiran penjelas. Tidak boleh ada kalimat
sumbang, harus ada koherensi antar kalimat.
9
3.3 UNSUR-UNSUR PARAGRAF
Dalam pembuatan suatu
paragraf harus memiliki unsur unsur pembangun paragraf agar paragraf atau
alinea dapat berfungsi dengan sebagaimana mestinya Topik atau tema atau gagasan
utama atau gagasan pokok atau pokok pikiran, topik merupakan hal terpernting
dalam pembuatan suatu alinea atau paragraf agar kepaduan kalimat dalam satu
paragraf atau alinea dapat terjalin sehingga bahasan dalam paragraf tersebut
tidak keluar dari pokok pikiran yang telah ditentukan sebelumnya.
Kalimat utama atau
pikiran utama, merupakan dasar dari pengembangan suatu paragraf karena
kalimat utama merupakan kalimat yang mengandung pikiran utama. Keberadaan
kalimat utama itu bisa di awal paragraf, diakhir paragraf atau pun diawal dan
akhir paragraf. Berdasarkan penempatan inti gagasan atau ide pokoknya alinea
dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:
Deduktif
: kalimat utama diletakan di awal alinea
Induktif
: kalimat utama diletakan di akhir anilea
Variatif
: kalimat utama diletakan di awal dan diulang pada akhir alinea
Deskriptif/naratif
: kalimat utama tersebar di dalam seluruh alinea
Kalimat penjelas, merupakan kalimat yang berfungsi
sebagai penjelas dari gagasan utama. Kalimat penjelas merupakan kalimat yang
berisisi gagasan penjelas. Judul (kepala karangan), untuk membuat suatu kepala
karangan yang baik, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Provokatif
(menarik)
2. Berbentuk
frase
3. Relevan
(sesuai dengan isi)
4. Logis
5. Spesifik
10
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan Dan Saran
Dari penjelasan diatas
dapat disimpulkan bahwa ilmu Bahasa Indonesia dapat member kita ilmu
pengetahuan yang mendalam dan Bahasa Indonesia adalah Bahasa Resmi kebangsaan
dengan Berbahasa Indonesia kita bias menambah Cakrawa dan pemikiran.
11
Daftar Pustaka
1.
Depdiknas.
2002. Kamus Besar Bahsa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Depdiknasa.
2.
Dini, Dahlia dan
Sitorus. 2004. Bimbingan Pemantapan Bahasa Indonesia. Bandung : CV Yrama
Widya.
3.
Herman J.
Waluyo. 2001. Teori Drama dan Pengajaran. Yogyakarta :
Hanindita.
4.
Waluyo, Herman
J. 1995. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta : PT Erlangga
5.
Wiyanto, Asul.
2001. Diskusi. Jakarta : PT Grasindo.
6.
Wiyanto, Asul.
2001. Terampil Pidato. Jakarta : PT Grasindo.
7.
Wahyu R.N, Tri.
2006. Bahasa Indonesia. Jakarta. Universitas Gunadarma
8.
Rahardi,
Kunjana. 2010. Teknik-teknik Pengembangan Paragraf Karya Tulis Ilmiah.
Graha Media.
9.
Wiyanto, Asul.
2006. Terampil Menulis Paragraf. Grasindo.
10.
Budiharso,
Teguh. 2009. Panduan Lengkap Penulisan Karya Ilmiah. Angkasa.
11.
Indriaty,
Etty. 2008. Menulis Karya Ilmiah . Gramedia Pustaka Utama.
12.
Wuryanto, R.
2010. Pedoman Lengkap Eyd ( Ejaan Yang Disempurnakan ). Paung Bona Jaya.
13.
Muda, Ahmad A.K.
2008. Kamus Saku Bahasa Indonesia Idx Ed.terbaru. Tititk Terang.
14.
http://fusliyanto.wordpress.com/kumpulan-materi-bahasa-indonesia-3/
15.
http://ellopedia.blogspot.com/2010/09/paragraf.html
16.
http://guntur66studentsitegunadarma.blogspot.com/2012/12/makalah-bahasa-indonesia-paragraf_28.html
12